Kanda Pat
Butha
Bagi teman2 yang ingin mampelajari tentang kande pat,di Bali pada umumnya hanya empat kanda dari 18 Kanda yang diutamakan atau dipelajari.
Kanda Pat
Butha, yang mempelajari saudara kita yang masih berupa butha kala yang
sangat kuat enerjik dan dipenuhi oleh aura panas (semangat).
Kanda Pat
Manusa, yang mempelajari saudara kita yang dudah berkultivasi menjadi
manusia, yang sifatnya sangat mirip dengan manusia itu sendiri.
Kanda Pat Dewa
(Dewata), yang mempelajari saudara kita yang sudah mencapai tingkat
kultivasi dewata, yang merupakan dewa penjaga alam semesta ini.
Mungkin ini bisa dikatakan level,
karena semua bagian Kanda Pat ini sangat berhubungan, oleh karena itu untuk
mempelajarinya mulailah dengan Kanda Pat Butha yang kemudaian dilanjutkan
dengan Kanda Pat Manusa dan berakhir dengan Kanda Pat Dewa.
Singkat kata, saya akan share apa saja yang akan di pelajari dalam Kanda Pat
Bhuta dan ini merupakan materi pokoknya.
Dalam Kanda Pat Butha; diyakini kita memiliki saudara yang bernama Anggapati,
Banaspati, Prajapati, Banaspati Raja dan Butha dengen. Untuk dapat meresapi
ajaran ini, kita mesti tau bagaimana cara merasakan kehadiran saudara2 kita
tersebut. Pertama2 kita harus tau dari mana asalnya. Adapun suksman dari
saudara kita adalah;
anggapati: keluar dari jantung terus ke mata
berstana/tinggal di timur.
prajapati: keluar dari hati terus ke telinga
berstana/tinggal di selatan.
banaspati: keluar dari ginjal terus ke hidung
berstana/tinggal di barat.
banaspatiraja: keluar dari empedu terus ke mulut
berstana/tinggal di utara.
butadengen: keluar dari tengah hati terus ke ubun2
berstana/tinggal di tengah
setelah itu belajar memasukkan saudara kita tersebut
kedalam tubuh kita, adapun caranya sekaligus mantranya:
Anggapati: manjing maringNetra malinggih ring Papusuh,
jumenek sira malinggih, raksa ragan insun.
Prajapati: manjing maring Karna malinggih ring Hati,
jumenek sira malinggih, raksa ragan insun.
Banaspati: manjing maring Hirung malinggih ring
Ungsilan, jumenek sira malinggih, raksa ragan insun.
Banaspati Raja: manjing maring Cangkem malinggih ring
Ampru, jumenek sira malinggih, raksa ragan insun.
Butha Dengen: manjing maring Siwadwara malinggih ring
Bungkahing Hati, jumenek sira malinggih, raksa ragan insun.
Ih, Ah, Eh, Uh, sang catur sanak, raksanen ingsun, kemit
rahina wengi, atangi muwang aturu, yan hana sarwa hala tunimba ring awak
sariran ingsun tulakang, wangsulakena den adoh, ong ang ung mang, surup
surup surup.
Inti dari mantra tersebut” …nama saudara kita… masuk dari
……, berdiam di ………, istirahatlah disana, jaga diri saya”.
Setelah saudara2 kita tersebut berdiam dalam tubuh kita, dan selalu menjaga
kita, maka mestinya saudara2 kita diberi Laban/upah sebagai ucapan terimakasih
kita atas semua bantuannya. Adapun mantra saat memberi Laban antara lain;
Anggapati: Wetu sakeng Papusuh terus ke Netra malinggih
ring Purwa, iki tadah sajen nira; ajengan nasi kepelan Petak maulam bawang
jahe.
Prajapati: Wetu sakeng Hati terus ke Karna malinggih
ring Daksina, iki tadah sajen nira; ajengan nasi kepelan Bang maulam
bawang jahe.
Banaspati: Wetu sakeng Ungsilan terus ke Hirung
malinggih ring Pascima, iki tadah sajen nira; ajengan nasi kepelan Kuning
maulam bawang jahe.
Banaspati Raja: Wetu sakeng Ampru terus ke Cangkem
malinggih ring Uttara, iki tadah sajen nira; ajengan nasi kepelan Ireng
maulam bawang jahe.
Butha Dengen: Wetu sakeng Bungkahing Hati terus ke
Siwadwara malinggih ring Madya, iki tadah sajen nira; ajengan nasi kepelan
Manca Warna maulam bawang jahe.
Ah Eh Uh Ih, Sang Catur Sanak, wus sira amukti, aja sira
lali asanak ring insun, apan insun tan lali astiti bakti ring sira. Asing
wenten pinunas insun mangda kasidan. Ong ang ung mang nama siwaya.
Kalau dilihat dari mantra yang terakhir, kita mestinya
tidak melupakan saudara butha kita agar dia selalu ingat juga dengan diri kita,
nah disini kita sudah diajari secara langsung ajaran “tat twam asi” dia adalah
kamu sendiri, maka percayalah kepadanya maka kamu sendiri akan percaya pada
dirimu.
Sarana dari laba untuk sanak butha kita adalah Segehan, dan inti dari mantra
tersebut adalah mempersilahkan saudara kita satu persatu menikmati laba yang
kita suguhkan. Nah.. apabila kita sudah terasa dekat dengan catur sanak kita,
apabila kita berkeinginan untuk meminta bantuan kepadanya sangatlah mudah dan
pasti akan terkabulkan coz seperti halnya kita memiliki teman baik atau saudara
kandung yang sangat dekat dengan kita, apabila kita dalam kesusuhan maka dia
akan segera menolong kita, begitu kira2 he he he he…
satu lagi, saat menjalankan ajaran ini (Kanda Pat Butha) mungkin kita akan
dikira memuja setan, maklum saja.. saudara yang sering kita minta bantuan masih
berupa butha kala (kalau di agama lain bisa2 dibilang memuja jin atau genderuwo
he he he..) tapi jangan takut.. ingat tat twam asi dan Tri Hita Karana, semua
merupakan bagian hidup kita..
tapi saat pengamalan inilah seseorang bisa terpelosok pada jurang hitam, karena
pada saat pengamalan ini seseorang akan terasa sangat hebat, bersemangat bagai
api yang terus membara dan ingin membakar apapun yang ada dihadapannya,
sehingga sering kali berubah menjadi ke dharmaweci alias pengeliakan (LEAK) karena
aura panas yang sangat berlebihan yang dipakai untuk hal2 yang negative...
Langsung saja, cara / mantra saat kita munta bantuan ke saudara butha kita
yaitu;
Ih, Ah, Eh, Uh, sang catur sanak,
anggapati, prajapati, banaspati, banaspatiraja, butadengen,
Aja sira lali asanak lawan ingsun,
Apan ingsun tan lali astiti bakti ring sira,
Paweha ingsun waranugraha,
Asing wenten pinunas ingsun mangda kasidan,
Ingsun nunas ……………
NB. setelah minta sesuatu pada sang
catur sanak, ingat memasukkannya lagi dalam tubuh kita, kembali seperti yang
paling atas..ingat lah setiap kajeng klion untuk menghaturkan laban
segehan kepel manca warna di sebelah tempat tidur kita, dan afirmarmasikan yang
intinya member laban sehingga dia ingat dengan diri kita. Ex. ih semeton sang
catursanak, anggapati, banaspati, prajapati, banaspati raja lan butha dengen,
iki tyg ngaturang labang segehan kepel amanca warna maulam bawang jahe, mogi
kenak sira, raksa ragan tyg. Mantra bole saja dirobah asal intinya tetap sama. OM SANTI SANTI SANTI OM
Becik nki
ReplyDeleteApakah ada efek nya klau kita salah mempelajari kanda pat butha ini...misalnya hilang ingatan/ gila?
ReplyDeleteSangat baik tp keraguan muncul jika tdk mampu melakukan timbul hal2 negatif kayakx hrs ada pendamping(guru)
ReplyDeletetiyang lempuyengan suud mace.
ReplyDeleteSangat bagus bisa menambah reverensi
Delete